Kominfo Paparkan Perkembangan Satelit SATRIA-1
Gambar dari beritasatu.com

Jakarta, Sumbarlivetv.comMenteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menjelaskan perkembangan situasi terkini pengadaan Satelit Multifungsi SATRIA-1. Menurutnya, pengadaan dan penempatan Satelit SATRIA-1 masih berjalan dengan normal, hanya saja ada potensi pengunduran jadwal karena situasi pandemi Covid-19.

Mengenai Slot orbit, Menteri Kominfo menegaskan 146BT telah disetujui oleh International Telecommunication Union (ITU) Radio Regulation Board (RRB) untuk digunakan oleh Indonesia. “Slot orbit 146BT ini telah disetujui oleh ITU untuk digunakan oleh Indonesia. Dalam hal ini PSN sebagai operator satelit, yang mana jangka waktu penempatan satelitnya sampai dengan Maret 2023,” paparnya.

“Kita sama-sama mengetahui bahwa Satelit SATRIA-1 ini akan diletakkan di orbit 146 BT, dengan mendapat izin penempatan satelit adalah PSN 146E. Perusahaan pembuatnya satelit ini adalah Thales Alenia Space (TAS) dan roket peluncurnya adalah SpaceX Falcon 95500 yang saat ini proses produksinya sedang berjalan,” ujar Menteri Johnny dalam Konferensi Persnya mengenai Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha Satelit Multifungsi SATRIA yang berlangsung secara virtual, Senin, (23/11).

Satelit SATRIA-1
Ilustrasi satelit. Dok: computerweekly.com

“BPI Perancis dan AIIB telah menyediakan depositors, sehingga dengan demikian setelah dilakukan kesepakatan porsi pembiayaan oleh operator dalam hal ini PSN  proses atau kesepakatan preliminary working agreement (PWA) antara PT Satelit Nusantara 3 (SNT) dan Thales Alenia Space (TAS) sudah dilakukan, dan proses manufacturing sudah dimulai,” jelasnya.

Sedangkan update satelit SATRIA-1, dikabarkan dalam konferensi pers itu sedang dalam tahap proses produksi. Bahkan menurutnya, proses pembiayaan telah mendapat persetujuan dari lembaga pembiayaan BPI Perancis dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

Baca juga : 6 Keunggulan Samsung Odyssey G9

Menurut Johnny, Satelit SATRIA-1 dengan kapasitas 150GB per detik merupakan salah satu satelit terbesar di Asia yang digunakan melakukan percepatan digitalisasi di Indonesia. “Untuk kepentingan Indonesia, satelit ini akan digunakan untuk pelayanan Wi-Fi di 150.000 titik layanan publik di seluruh Indonesia. Termasuk 93.900 titik layanan pendidikan untuk kepentingan pendidikan di Indonesia. Sisanya untuk kepentingan pelayanan pemerintahan sampai di tingkat desa dan mendukung kegiatan Kamtibmas,” tandas Johnny.

Tinggalkan Balasan