Kepala sekolah SMPN 38 Kota Padang Ade Mutia M.Pd
Kepala sekolah SMPN 38 Kota Padang Ade Mutia M.Pd

Padang, Sumbarlivetv – Sekolah Menengah Pertama ( SMP) Negeri 38 Padang mendorong sisw siswanya untuk lebih mengenal budaya dan adat istiadat minang kabau, hal tersebut dilakukan melalui bunyi bel, setiap hari Kamis bunyi bel di ganti dengan musik tradisional Minang.

Menurut kepala sekolah SMP 38 ade Mutia M.Pd setiap bunyi bel masuk, istirahat, maupun pulang khusus hari kamis bunyi bel di ganti dengan musik tradisional Minang, kenapa kami lakukan karena kami ingin siswa siswa SMPN 38 mengerti dan lebih mengenal tentang tradisi minang.

Dan kami ingin menjadikan sekolah SMPN 38 satu satunya sekolah bercirikan khas Minang, sebab di Kota Padang belum ada sekolah yang bercirikan khas Minangkabau, ungkap Ade.

Lebih lanjutnya kata ade,sebelum dinas pendidikan membuat edaran tentang membudayakan kearifan lokal, kami sudah melakukannya, setiap hari kamis SMPN 38, semua bentuk kegiatan mulai dari bunyi bel, pakaian sampai berkomonikasi kami memakai budaya Minang agar tertanam budaya Minang di keluarga besar SMPN 38.

Baca juga :  31 Orang Korban Kecelakaan ALS telah dirawat oleh RSUD Padang Pariaman

Agar siswa siswa mengetahui Budaya Minang dan bahasa minang tidak hilang hilang,” maka kami membuat ekskul budaya Minang seperti,” Randai, pasambahan adat. Rencana kedepam kami akan membuat kerjasama dengan Kerapatan Adat Nagari Lubuk Kilangan untuk membangun balai balai atau Gajeboh bisa digunakan untuk kegiatan dibidang seni,budaya, dan bisa juga di pakai buat pertemuan maupun acara adat.

Disamping untuk pertemuan dan kegiatan Gajeboh bisa juga di gunakan untuk edukasi belajar budaya Minang.

Kedepannya pembelajaran Minang akan dimasukkan kedalam kurikulum SMPN 38.

Insyaallah kami juga akan mengajarkan ke siswa tentang budaya pesta perkawinan, budaya Adat, adat kematian, seperti adat kematian, tidak semua anak mengetahui cara prosesing adat kematian di minang kabau, seperti memandikan limo suku, kami akan mengajarkan apa makna dari limo suku, ada bawa kain kafan, bawa bunga, ada juga bawa kain tilam, kami akan mengajar kan juga bagaimana melipat kain tilam, sehinga kembali budaya’minang di SMPN 38, kata Ade.

Baca juga :  Bus ALS Tujuan Padang Via Medan Alami Kecelakaan Tunggal di Malalak

Saya berharap kedepannya setelah belajar tentang adat dan budaya minang, siswa siswa kami bisa menerapkan di lingkungan tempat tinggal mereka sehingga budaya Minangkabau tidak luntur diranah Minang, harapnya.

Disamping siswa, saya akan mengajak seluruh warga yang ada di lingkungan sekolah untuk mengetahui adat dan budaya dengan mengintekrasikan kedalam mata pelajaran, sambil belajar siswa ini tau sama adat, dan siswa harus mengetahui kato nan ampek, mandaki, manurun, mandata, malereng.

Kalau mereka sudah mengetahui kato nan ampek, kato mandata, kato manurun, kato mandaki,kato malereng, dengan sendirinya adat itu akan jalan sendiri, mari kita menghidupkan budaya ini kembali jangan sampai hilang budaya dengan transpormasi ka era di gital, dan jangan sampai tapian diasak samo urang lalu, harap Adek.( Bunga).

Tinggalkan Balasan