Warga Australia Dipenjara Karena Ancam Umat Islam
Warga Australia Cormac Rothsey dihukum penjara 10 bulan karena melontarkan kebencian kepada umat Islam dan mengancam akan meledakkan masjid serta membunuh PM Selandia Baru Jacinda Ardern. (Supplied: Facebook/ABC)

Newcastle(NSW) – Warga Australia dipenjara karena ancam Umat Islam, sementara itu, seorang ekstrimis kulit putih lainnya di Australia, Cormac Patric Rothsey, divonis hukuman penjara 10 bulan karena terbukti melontarkan ancaman untuk membunuh umat Islam dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.

Cormac, 44 tahun, mengakui perbuatannya dalam sidang di Pengadilan Newcastle, New South Wales, Juni lalu.

Ia ditangkap dan dijebloskan ke tahanan sejak 5 September 2019, tak lama setelah mengunggah postingan di akun media sosialnya, yang berisi ancaman untuk membunuh umat Islam.

Hakim Tim Gartelmann menilai Cormac begitu membenci orang Islam dan tindakannya dimotivasi oleh sikap intoleransi dan ‘chauvinisme’.

Polisi mulai memantau akun Facebook Cormac pada akhir Agustus 2019 setelah mendapat laporan adanya sejumlah unggahan anti-Islam.

Dalam unggahan tertanggal 2 September 2019, kata Hakim Gartelmann, terdakwa meminta Presiden Donald Trump untuk mengirim rudal ke daerah Lakemba di pinggiran kota Sydney yang banyak dihuni warga Muslim.

“Sebagai hadiah Ramadan,” katanya.

Sehari kemudian, Cormac kembali mengunggah tulisan yang menyebutkan umat Islam tidak cocok tinggal di Australia disertai kata-kata “Bunuh pakai api”.

Dalam unggahan lainnya yang menyertakan foto PM Jacinda Ardern, terdakwa menyatakan “Saya ingin dia mati”.

PM Jacinda Ardern menemui warga masyarakat Muslim di Christchurch sehari setelah penembakan jamaah masjid. (AAP: SNPA/Martin Hunter)

Sebelumnya terdakwa juga terang-terangan menyatakan ingin menyerang salat Jumat di masjid yang penuh dengan jamaah.

Menurut Ben Bickford, pengacara Cormac, kliennya telah menyesal dengan sejumlah unggahan tersebut.

Terdakwa melakukan hal itu, katanya, setelah diserang oleh sekelompok pria yang menurut dia adalah orang Islam.

Cormac sebelumnya telah menyatakan kekagumannya kepada teroris Brenton dan menyebutnya sebagai “orang Australia paling berani sejak Gallipoli”.

Saat ditangkap oleh polisi, Cornac sempat menyatakan ia melontarkan banyak ancaman di medsos ketika sedang mabuk dan berupaya menghapus unggahannya ketika sadar ia “sudah berlebihan”.

# Gan | ABC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *