Dharmasraya, Sumbarlivetv.com – Harapan Dengan D100 Sebagai Bahan baku dari bio diesel dan sejenisnya agar dapat menambah harga sawit petani guna kesejahteraan. Pihak penanam modal atau investor bidang perkebunan Kelapa Sawit mengklaim peningkatan taraf perekonomian masyarakat disekitar areal perkebunan jauh meningkat dewasa ini, khususnya di wilayah Kabupaten Dharmasraya dan Sijunjung, Sumatera Barat.
Hal itu disampaikan oleh Humas PT Bina Pratama Sakato Jaya, Basmar Hakim, menyikapi adanya anggapan minimnya pengaruh positif yang dapat dirasakan masyarakat sekaitan dengan terus tumbuhnya areal perkebunan untuk komoditi tersebut.
“Untuk perusahaan kami yang memakai pola kemitraan dengan kelompok masyarakat, hingga saat ini memiliki areal pengelolaan kebun mencapai 12 ribu hektare dengan sistem bagi hasil 65 persen untuk masyarakat petani plasma dan 35 persen untuk kebun inti, ” ungkapnya, di Kiliran Jao, Sabtu (29/05).
Dengan jumlah tersebut, lanjutnya, jika dilihat dari adanya peningkatan harga setelah diluncurkannya program pemanfaatan minyak kelapa sawit dalam negeri, terbukti mampu memicu peningkatan kesejahteraan masyarakat pemilik kebun lebih baik lagi.
Tak hanya itu, lanjutnya, serapan tenaga kerja juga mengalami peningkatan untuk seluruh rangakain kegiatan perkebunan sehingga bisa menurunkan angka pengangguran untuk usia produktif di sekitar kawasan areal.
“Yang terbaru adalah adanya kondisi terus meningkatnya harga jual Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani jelang Idulfitri 1442 Hijriah/2021, semakin memberi keyakinan dan harapan bagi pelaku usaha serta para petani untuk terus mempertahankan keberadaan kebun Kelapa Sawit,” terangnya.
Terkait kontribusi perusahaannya terhadap lingkungan dan masyarakat, Basmar menjelaskan hal itu menjadi perhatian utama pihaknya baik sebagai upaya pemenuhan kewajiban yang diatur oleh regulasi dari pihak pemerintah.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga terus menjalankan bentuk responsif atas kehidupan sosial kemasyarakatan dalam bentuk program Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) sebagai pendekatan bisnis dengan memberikan kontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan.
Program CSR tersebut, sudah disalurkan melalui Pemerintah Nagari dan pihak Komite Sekolah yang ada di wilayah kerja perusahaan tersebut, dalam bentuk barang dengan target rumah ibadah dan sarana penunjang infrastruktur pendidikan dengan nilai maksimal untuk satu kegiatan sebesar Rp20 juta.
“Melalui kegiatan tersebut, kami berharap fungsi dan peranan pihak pemerintah dan swasta untuk memajukan daerah di sekitar tempat berlangsungnya kegiatan perekonomian seperti perkebunan perusahaan dan masyarakat, dapat berjalan baik dan manfaatnya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat,” sebutnya.
Sementara itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan dalam sebuah kegiatan Webinar bertajuk Persaingan Usaha dan Kemitraan Dalam Industri Kelapa Sawit, pada Kamis (27/5), mengungkapkan,” gurihnya” bisnis Kelapa Sawit tidak sampai dinikmati hingga ke tangan petani.
Wakil Ketua KPPU Guntur Syahputra Saragih menyebut kondisi itu terlihat dari petani kebun kelapa sawit yang tak kunjung sejahtera.
“Data-data menunjukkan gurihnya kelapa sawit tidak juga sampai ke petani rakyatnya, bagaimana dengan kesejahteraan petani rakyatnya,” kata Guntur, seperti dilansir berbagai media massa nasional.
Harapan publik dengan pemakaian dengan D100 sebagai bahan baku dari Bio Solar dan sejenisnya,agar dapat menambah harga sawit Petani guna kesejahteraan.
Robi/ec