Agam, Sumbarlivetv.com – DAS Group merupakan holding company dari beberapa bisnis besar yang telah menguasai pasar Indonesia, salah satunya DAS Indonesia Hotel yang sudah mulai mengakar di Nagari Gaduik, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat dengan nama The Balcone Hotel.
Setelah beroperasi lebih kurang satu tahun DAS Indonesia Hotel mulai melebarkan sayapnya dengan berevolusi menjadi hotel bintang lima pertama di Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi.
Dikutip dari Antara Sumbar, peletakan batu pertama hotel ini dihadiri oleh perwakilan Gubernur Sumbar, Kapolda Sumbar, Bupati Agam, Walikota Bukittinggi, Kapolres serta Dandim.
Namun disisi lain, peletakan batu pertama hotel bintang lima tersebut tidak melibatkan niniak mamak dan pemuka masyarakat nagari tempat hotel tersebut dibangun, ucap Faisal (nama samaran) seorang tokoh masyarakat Nagari Gaduik.
”Apakah kami selaku niniak mamak dan pemuka masyarakat Nagari Gaduik dianggap tidak penting, atau bahkan sudah dianggap tidak ada sama sekali”, ucap Faisal Geram.
Faisal menambahkan, dahulu semasa Hotel Parai (sebelum berpindah tangan menjadi the balcone hotel) pihak hotel membuat saluran irigasi yang berfungsi untuk mengalihkan aliran air hujan dari hotel agar tidak meluap ke pemukiman warga. Namun saat ini pihak The Balcone hotel dengan sengaja menutup saluran air tersebut, akibatnya saat turun hujan debit air yang mengalir dari hotel tidak tertampung oleh saluran irigasi yang ada, hingga meluap tepat di pemukiman masyarakat.
Peristiwa ini sudah dilaporkan oleh masyarakat kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam, namun Dinas Lingkungan Hidup menutup mata, terbukti sampai saat ini tidak ada tindak lanjut dari mereka.
“Apakah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam takut dengan pihak hotel yang di bekingi oleh orang besar, hingga berani mengabaikan keselamatan masyarakat, ucap Faisal geram.
Kemudian , Dodo (nama samaran) masyarakat yang tidak mau disebutkan namanya menyampaikan, jika hotel ini diduga dibekingi oleh oknum aparatur negara.
“Pembangunan hotel ini di jaga oleh oknum aparatur negara, apakah mereka sudah lupa dengan tugas dan kewajiban sebagai aparatur negara, atau mungkin gaji mereka sebagai aparatur negara sudah tidak cukup hingga mau menjadi satpam di lokasi pembangunan hotel tersebut, ucap Dodo kepada Sumbarlivetv.
Untuk memastikan kebenaran informasi yang diterima dari masyarakat tersebut, Sumbarlivetv.com mendatangi lokasi pembangunan hotel, saat ditemui dilokasi pembangunan pihak manajemen yang berada dilapangan menolak kehadiran wartawan dengan alasan sedang menerima tamu dan diminta untuk menunggu.
Setelah lama menunggu tanpa kejelasan, wartawan sumbarlivetv.com kembali menemui pihak manajemen namun mereka masih beralasan sedang ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Tapi yang terlihat mereka hanya bermain HP dengan kondisi laptop mati dihadapanya. Berselang waktu setelah itu datang Bhabinkamtibmas bersama dengan Babinsa ke lokasi pembangunan.
Kemudian Babinsa menanyakan ada acara apa wartawan datang kelokasi pembangunan, tentunya maksud kedatangan wartawan adalah untuk meminta konfirmasi terkait informasi yang kami terima dari masyarakat. Namun pihak manajemen yang bermental pengecut tersebut tidak mau menerima kehadiran wartawan, mereka malah memanggil Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk menemui kami, seolah-olah kami ini penjahat yang harus dilumpuhkan oleh penegak hukum.
“Kepada pihak manajemen pembangunan Hotel yang kami temui, kami menghimbau agar tidak bermental pengecut dengan berlindung dibalik “Nama Besar”. Kami bukanlah pengemis, wartawan bukanlah musuh yang harus kalian takuti kami hanya pewarta yang ingin meminta informasi agar berita kami berimbang dan tidak merugikan salah satu pihak. Kenapa kalian perlakukan kami seolah-olah sebagai musuh”.
~Robby~