Bukittinggi, Sumbarlivetv.com
Generasi muda adalah penerus estafet perjalanan bangsa dan agama, ditangan merekalah masa depan cerah akan diraih. Sejak zaman perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia peran generasi muda selalu diperhitungkan dan tidak bisa dipandang sebelah mata, seperti mendesak kaum tua agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Komunikasi Palanta (FKP) inisiasi pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Berkurangnya Kualitas Generasi Muda Minangkabau” bertempat di Convention Hall Prof. Yunahar Ilyas, kampus III UM Sumatera Barat, Bukittinggi, Rabu (23/3).
Dalam kesempatan ini panitia menghadirkan unsur Tungku Tigo Sajarangan, yaitu Niniak Mamak, Alim Ulama, dan Cadiak Pandai, dalam hal ini adalah akademisi perguruan tinggi.
Masyarakat Minangkabau sangat akrab dengan falsafah Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, ungkapan ini menjadikan orang Minangkabau sebagai masyarakat yang relijius. Pemahaman Adaik Basandi Syarak Syarak Basandai Kitabullah ini telah melahirkan tokoh-tokoh hebat nasional. Namun dalam perkembangan berikutnya masyarakat Minang sudah jarang tampil, hingga menimbulkan pandangan negatif pada masyarakat Minang. Inilah yang akan kita bahas dan kupas tuntas dalam FGD kali ini, ungkap Afdhal Rinsik, selaku ketua panitia.
Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, SP saat membuka FGD secara resmi memaparkan rasa terimakasihnya kepada UM Sumatera Barat dan FKP yang sudah menginisiasi FGD dengan tema generasi muda Minangkabau. Tema ini sangat penting untuk dikaji sebagaiman kita ketahui masyarakat Minangkabau memiliki perbedaan dari masyarakat lainya di Indonesia sesuai dengan Adaik Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato Adaik Mamakai, imbuhnya.
Narasumber kita pada hari ini berasal dari Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, maka pada hari ini kita akan evaluasi dan mengkritisi fenomena yang terjadi pada generasi muda Minangkabau, tambah Mahyeldi.
“Harapan kami semoga kesimpulan dari kegiatan ini dapat kita tuangkan dalam program pemerintah untuk memperbaiki kualitas generasi muda. Mudah-mudahan kegiatan ini berjalan lancar dari awal hingga akhir dan memberi kebaikan bagi kita semua” ujar orang nomor satu di Sumatera Barat itu.
Sementara itu Rektor UM Sumatera Barat Dr. Riki Saputra, MA menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah terlibat dalam pelaksanaan kegiatan FGD hingga terlaksana pada hari ini. Dan seterusnya yang saya banggakan adalah segenap keluarga besar UM Sumatera Barat, serta yang teristimewa bapak/ibu peserta FGD yang hadir secara langsung diruangan ini mapun peserta yang hadir secara daring, ucapnya.
Rektor muda ini berharap agar kegiatan FGD ini rutin dilaksanakan dengan mengangkat tema hal-hal yang kritis yang sedang terjadi ditengah-tengah masyarakat.
Dalam penyampaianya narasumber mengatakan penyebab rusaknya generasi muda karena selain tidak memiliki panduan juga tidak memiliki tokoh yang menjadi teladan. Maka dari itu masyarakat Minang perlu menguatkan peran Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah tersebut dengan Baliak Banagari dan mengembalikan fungsi Surau seperti masa lalu.
Selain itu narasumber menyampaikan sebenarnya tidak ada pengurangan kualitas generasi muda Minangkabau yang ada adalah kurangnya karakter generasi muda, maka penanaman budi pekerti sangat diperlukan dalam pendidikan karakter sejak dini yang akan dibawa sampai tumbuh dewasa. Sebagai pendukung terlaksananya pendidikan karakter sejak dini peran mamak, niniak mamak, serta kaum sangat diperlukan, tidak bisa dibebankan hanya pada orang tua saja.
Adapun narasumber dalam diskusi ini adalah, Ketua MUI Sumatera Barat Buya Gusrizal Gazahar, Lc., MA, Rektor Universitas Baiturrahmah Prof. Dr. Musliar Kasim, Rektor ISI Padang Panjang Prof. Dr. Novesar Jama’run, M.S, Ketua Gebu Minang Sumatera Barat Fadly Amran, BBA, Rektor UNP Prof. Drs. Genefri, M.Pd., Ph.D.
Focus Group Discussion ini diikuti oleh Dekan dan Wakil Dekan fakultas dilingkungan kampus III UM Sumatera Barat, ketua dan anggota FKP, Niniak Mamak, Alim Ulama, karyawan dan mahasiswa UM Sumatera Barat.
-Frans-