Arca BHAIRAWA Ditemukan di Padang Roco Sungai Lansat Dharmasraya

Dharmasraya, Sumbarlivetv – Arca BHAIRAWA ditemukan di Padang Roco Sungai Lansat Dharmasraya, dari naskah kuno yang ditulis oleh Mpu Prapanca bahwa hubungan kerajaan Jawa dan Melayu adalah hubungan diplomasi yang disebut Pamalayu dan dibuktikan ditemukan Prasasti Padang Roco yaitu Patung Bhairawa dan Amoghapasha.

Pusat pemerintahan kerajaan Melayu terletak di Dharmasraya, diperkirakan di Padang Roco sendiri pada tahun 1286-1347 M.

Menurut Referensi dari Arkeologi Hindoo Sumatra Leiden Belanda mengungkapkan bahwa daerah aliran sungai Batang hari itu

Sungei Langsat terletak di tepi utara Batang Hari, Karesidenan pantai barat Sumatera.

Pada tahun 1935 di sebelah barat desa ini ditemukan Arca besar yang kemudian diangkut ke Fort de Kock.
Kemungkinan besar Arca tersebut adalah gambaran dari potret raja Menangkabau Adityawarman .

Raja menghabiskan masa mudanya di Istana Mojopait dan berkenalan dengan sekte bhairawa di sana. Pada tahun 1370, dirinya diinisiasi sebagai bhairawa dengan nama Ksetrajna-wicesadharani

Posisi awal berdirinya Arca ini tidak dapat ditentukan; pastnya bukan di tepi sungai yang tinggi namun beberapa ratus meter arah barat laut dari tempat ini di mana terdapat bebatuan teras, yang digali pada bulan Oktober 1935.

Arca BHAIRAWA Ditemukan di Padang Roco Sungai Lansat Dharmasraya
Photo saat pengalian situs ini pada tahun 1935

Bangunan tersebut seluas 20.m persegi, dengan tangga di ke empat kuarter. Survei yang cermat mengungkapkan bahwa 85 cm di dalam dinding luar terdapat rangkaian dinding kedua.

Di Sungei Langsat juga ditemukan alas patung, dengan tulisan pada keempat sisinya. Tulisan ini menerangkan bahwa pada tahun 1286 raja Jawa Kertanagara mengirim Arca Amoghapca ke Sumatra sebagai hadiah untuk Sri Maharaja crimat Tribhuwanaraja Mauliwarmmadewa, di mana semuanya bersukacita atas kiriman tersebut ke Bhumi Malayu.

Arca Amoghapaca itu sendiri (tinggi 1,63) adalah produk indah dari seni Singhasari (Timur Jawa).
Kepala dikelilingi oleh lingkaran halo, di kiri dan kanan matahari dan bulan.

Di bahu muncul kepala makara dengan mata bulat. Sebelah kiri berdiri Hayagriwa dan Bhrkuti, di sebelah kanannya berdiri Sudhanakumara dan Qyatara. Delapan gambar Buddha dan Tara duduk di atas bantal teratai.

Di kaki Arca utama ada beberapa guratan atau naskah usang. Di bawahnya, pada batas vertikal, muncul apa yang disebut tujuh permata (saptaratnani): kuda, piringan lempar, ratu, permata, menteri, geneca, dan gajah.

Amoghapaca bersama para pengikutnya sebenarnya adalah potret raja Jawa Wisnuwardhana (p 1268) beserta anggota keluarganya.

Secara geomorfologis daerah-daerah disepanjang Batang Hari termasuk Pada Daerah perbukitan bagian barat Sumatera yang dikenal dengan Barisan Mountain.

RB/EC

Tinggalkan Balasan