BANTUL, Sumbarlivetv – Bupati Bantul Menjadi Narasumber Dalam Kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat. Bupati Bantul hari ini menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) dengan tema “Penguatan Peran Sisi Hulu Guna Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat” di Sasana Widya Parwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Lantai 3 Jl. Jendral Sudirman No. 1 Bantul, yang diselenggarakan secara online maupun offline. Senin (15/11/2021).

Narasumber lain hadir dari Kepala Perpustakaan Nasional RI, Drs. Muhammad Syarif Bando, MM, Anggota Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati dan Bunda Literasi Kabupaten Bantul periode tahun 2021-2024, Ibu Hj. Emi Masruroh S.Pd yang juga dikukuhkan pada hari ini.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pepustakaan Nasional Republik Indonesia bersama dengan Perpustakaan Kabupaten Bantul tersebut dalam rangka mendukung Visi Presiden Republik Indonesia yakni mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul untuk Indonesia Maju.

Literasi menjadi faktor esensial dalam upaya membangun masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif dan berkarakter. Literasi yang kuat mampu mendorong manusia pada kegiatan produktif yang memberi manfaat sosial, ekonomi dan kesejahteraan.

Dalam sambutannya, Kepala Perpustakaan Nasional RI, Drs. Muhammad Syarif Bando, MM mengatakan bahwa masalah literasi di Indonesia bukan pada budaya membaca, namun pada jumlah rasio antara jumlah penduduk dengan ketersediaan buku yang ada.
“Siapapun kita, dimanapun kita, apapun jabatan kita tugas kita sama yaitu mencerdaskan anak bangsa. Kita tidak bisa terus menerus menyalahkan masyarakat yang ada dipedesaan, masalah kita bukan pada budaya bacanya, tetapi masalah jumlah rasio antara jumlah penduduk dengan buku. Hasil sensus yang kami lakukan dua tahun terakhir, rata-rata satu buku ditunggu 90 orang” Kata Kepala Perpustakan Nasional.

Sementara, Anggota Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati juga berpesan bahwa perpustakaan daerah haruslah diberi perhatian lebih, sebab perpustakaan adalah wajah literasi. Oleh karena itu, jika dalam pengelolaannya dapat berjalan dengan baik maka dapat meningkatkan indeks literasi di masyarakat.
“Perpustakaan daerah ini merupakan hal yang perlu diperhatikan, jangan sampai dianak tirikan. Karena, perpustakaan itu menjadi wajah dari dunia pendidikan kita dan jendela dunia, perpustakaan tidak boleh setengah hati dalam mengelola tetapi bagaimana sepenuh hati termasuk dengan anggaran yang memadahi kita akan bisa mengembanggakan perpustakaan ini dan mampu untuk bisa meningkatkan indeks literasi kita,” pesan anggota komisi X DPR RI.

Lebih lanjut, dalam sesi talkshow atau dialog dengan para pimpinan, Bupati Bantul, H. Abdul Halim Muslih sebagai salah satu narasumber mengatakan bahwa literasi bukan masalah yang sepele. “Literasi ini bukan masalah yang sepele, mengapa? karena gara-gara rendahnya indeks literasi kita, kita menjadi bangsa yang mudah tersulut oleh hoaks, mudah salah paham atau mengikuti paham yang salah. Nah, mengingat demikian dahsyatnya dampak rendahnya literasi terhadap kehidupan kita maka mau tidak mau literasi ini harus menjadi gerakan nasional gerakan kita bersama. Kita sudah terlalu mudah memakan mentah-mentah hoaks tanpa mau melakukan klarifikasi. Nah, tindakan klarifikasi itu sendiri merupakan salah satu gerakan literasi. Opo-opo kui di tabayunkan dan diklarifikasi,” kata Bupati.

Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan nota kesepakatan antara Perpustakaan Nasional RI dengan Pemkab Bantul. Selain itu, dilaksanakan pula penyerahan pojok baca digital (POCADI) oleh Perpustakaan Nasional RI kepada Perpustakaan Desa Pertiwisari, Seloharjo, Pundong.

#Hendr Irawan/hms

Tinggalkan Balasan