Edhy Prabowo Mengatakan Siap Bertanggung Jawab
Foto:Edhy Prabowo

Sumbarlivetv,Jakarta – Edhy Prabowo mengatakan siap bertanggung jawab, termasuk dihukum mati jika terbukti bersalah.

Adapun Edhy merupakan tersangka dalam kasus dugaan suap perizinan ekspor benih lobster (benur) di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Sekali lagi kalau memang saya dianggap salah, saya tidak lari dari kesalahan, saya tetap tanggung jawab”,Kata Edhy.Senin (22/2/2021).

Jangankan dihukum mati, lebih dari itu pun saya siap yang penting demi masyarakat saya,” ucap dia.

Edhy Prabowo Mengatakan Siap Bertanggung Jawab dan tidak akan lari dari kesalahannya.

Ia mengklaim setiap kebijakan yang diambilnya, termasuk soal perizinan ekspor benur,semata-mata hanya untuk kepentingan masyarakat.

Saya tidak bicara lantang dengan menutupi kesalahan,saya tidak berlari dari kesalahan yang ada.Silakan proses peradilan berjalan,” kata Edhy.

Baca juga :  Kalemdiklat Polri Resmikan Prasasti Bakti Lembaga Leadership Memorial Sespimma Polri Angkatan Ke-72 Tahun 2024

Intinya adalah setiap kebijakan yang saya ambil untuk kepentingan masyarakat.Kalau atas dasar masyarakat itu harus menanggung akibat akhirnya saya dipenjara,itu sudah risiko bagi saya,”ucap dia.

Sebagai bukti kebijakannya adalah untuk kepentingan rakyat, Edhy mencontohkan soal kebijakan yang dikeluarkannya terkait perizinan kapal.

Edhy menyebutkan,sebelum kebijakan soal izin kapal ia keluarkan,izin kapal bisa memerlukan waktu hingga 14 hari.

Anda lihat izin kapal yang saya keluarkan,ada 4.000 izin dalam waktu satu tahun saya menjabat,” kata Edhy.Bandingkan yang sebelum yang tadinya izin sampai 14 hari saya bikin hanya satu jam,banyak izin-izin lain,” ucap dia.

Sebelumnya,Wakil Menteri Hukum dan HAM ( Wamenhumkam) Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej menilai, Edhy dan mantan Menteri Sosial Juliari Batubara layak dituntut hukuman mati.

Baca juga :  DISHUB DHARMASRAYA BERLAKUKAN PEMBATASAN JAM OPERASIONAL KENDARAAN ANGKUTAN BARANG

Menurutnya,kedua mantan menteri itu layak dituntut hukuman mati karena melakukan praktik korupsi di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Eddy Hiariej saat menjadi pembicara dalam seminar nasional bertajuk “Telaah Kritis terhadap Arah Pembentukan dan Penegakan Hukum di Masa Pandemi” yang ditayangkan melalui akun YouTube Kanal Pengetahuan FH UGM, Selasa (16/2/2021).

Kedua mantan menteri ini (Edhy Prabowo dan Juliari Batubara) melakukan perbuatan korupsi yang kemudian terkena OTT KPK.Bagi saya, mereka layak dituntut Pasal 2 Ayat 2 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang mana pemberatannya sampai pidana mati,” ucap Eddy Hiariej.

Adapun dalam kasus ini KPK total menetapkan tujuh tersangka dalam kasus tersebut.

Sebagai penerima suap,yaitu Edhy,Staf Khusus Edhy sekaligus Wakil Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Safri,dan Staf Khusus Edhy sekaligus Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Andreau Misanta Pribadi.

Baca juga :  Fraksi PDIP Ade Perdana Putra Yang Merupakan Anggota DPRD Dharmasraya Memberikan Bantuan PIP Untuk SMP Negri 1 Pulau Punjung

Lalu, Amiril Mukminin selaku sekretaris pribadi Edhy,pengurus PT Aero Citra Kargo (ACK) Siswadi, dan Ainul Faqih selaku staf istri Edhy.

Sedangkan tersangka pemberi suap yakni Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito yang saat ini sudah berstatus terdakwa dan dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Baca juga : Presiden Joko Widodo Mengusulkan Agar UU ITE Direvisi

 

Editor : Ricky

Tinggalkan Balasan