Padang Panjang, Sumbarlivetv.com – Sebuah teknologi tepat guna diciptakan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Maruna, Kecamatan Padang Panjang Timur, kota Padang Panjang. Mereka membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dengan sistem an aerob filter. Wakil Ketua Posyantek Maruna, Hariyanto, A.Md mengatakan, IPAL komunal merupakan sarana pengolahan air limbah yang dapat digunakan secara bersama. Satu IPAL komunal ini bisa dipergunakan dan menampung limbah dari minimal 50 rumah, ucapnya Rabu (19/5).
IPAL komunal ini dibangun diatas lahan dengan lebar 1,5 meter (m) sampai 2 m, panjang 5 m, dan kedalaman 2 m. Ini pun dianggap lebih efisien dari segi bangunan, dibanding septic tank personal yang biasanya berukuran 0.75 x 1,5 m dan kedalaman 1,5 m per 1 rumah. “Pembangunan IPAL komunal ini tentu dengan perhitungan yang jelas. Hitungannya adalah satu orang diasumsikan membutuhkan dan mengeluarkan air limbah per harinya 80 liter. Misalkan dalam satu rumah ada lima orang, berarti 400 liter/hari. Kalau ada 50 rumah, berarti sekitar 20.000 liter atau 20 kubik air limbah yang harus dikelola,” paparnya.
Limbah dengan volume sebesar itu, apabila langsung dialirkan ke sungai tentu akan menimbulkan masalah pencemaran sungai. Maka dari itu IPAL komunal dibangun dengan sistem an aerob filter.
Air limbah yang masuk ke dalam IPAL, akan melalui proses pengolahan secara an aerob yaitu penguraian limbah oleh bakteri aerob. Air limbah yang telah diurai bakteri aerob di dalam IPAL, nantinya akan keluar menjadi air bersih dan tidak akan mencemari lingkungan.
“Perkembangan bakteri aerob ini tidak membutuhkan air dan oksigen, tapi bakteri tersebut membutuhkan media untuk berkembang. Media tempat berkembangnya bakteri aerob inilah yang menjadi teknologi tepat guna (TTG), yaitu menggunakan media- media plastik,” jelasnya.
Pengunaan media plastik di dalam IPAL tersebut sebagai media berkembangnya bakteri aerob, dianggap juga salah satu cara untuk mengurangi limbah plastik di tengah masyarakat. Semakin banyak IPAL dibangun, maka semakin banyak limbah plastik yang bisa dimanfaatkan. Dengan perkiraan satu IPAL bisa membutuhkan 300 sampai 500 kilo limbah plastik.
Kota Padang Panjang sendiri sudah mejadi Kota Sanitasi Berbasis Masyarakat (STB), tentunya dengan pembangunan IPAL Komunal yang memakai sistem an aerob filter ini, menjadi salah satu solusi dalam pengolahan limbah masyarakat. Saat ini, sudah ada 11 IPAL komunal yang dibangun di Kota Padang Panjang. Diencanakan dalam tahun ini akan dibangun lagi di tiga lokasi, yaitu di Kelurahan Sigando, Kelurahan Ganting, dan Kelurahan Koto Panjang.
“Dengan adanya IPAL komunal ini, ada beberapa sisi positif yang didapatkan, pertama dari sisi pemanfaatan limbah plastik yang digunakan sebagai media berkembangnya bakteri aerob tersebut. Yang kedua ada nilai ekonomis, jadi limbah plastik yang digunakan dalam IPAL tersebut didapat dengan cara membeli dari masyarakat. Dan yang ketiga dari segi lingkungan, dengan sistem an aerob filter ini limbah yang masuk dan diurai dalam IPAL, nantinya akan keluar kembali berupa air bersih dan tidak akan mencemari lingkungan,” terangnya panjang lebar.
Setelah menjelaskan mengenai IPAL Komunal ini, Hariyanto menyampaikan, pembangunan IPAL komunal ini juga didukung Dinas PUPR melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sanitasi.
Atik/DP/Hms