BATUSANGKAR,Sumbarlivetv– Diperkirakan 44 perempuan diantara 100 ribu penduduk saat ini sudah mengalami kanker payudara, sedangkan untuk kanker leher rahim sekitar 24,4 jiwa per 100 ribu penduduk.
Hal itu disampaikan dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ketika Webinar Peran Serta Tokoh Masyarakat (Toma) dan Tokoh Agama (Toga) Sebagai Champion Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Regional Barat, Selasa (24/08).
Menurut dr. Cut Putri kanker payudara dan kanker leher rahim ini sangat mungkin untuk dideteksi sejak dini dengan fasilitas kesehatan, mulai dari bidan, sementara ada kanker-kanker lain harus dideteksi dengan teknologi canggih dan dokter tertentu di rumah sakit.
“Untuk mengatasi akibat yang fatal maka sebaiknya ini rutin dilakukan pemeriksaan setidaknya sekali dalam 3 tahun terutama bagi wanita yang memiliki riwayat hubungan seksual, dan ini juga untuk mempermudah mendeteksi, dan jika lebih awal ditemukan makan akan semakin mudah untuk diobati,”ucapnya.
Kepala BKKBN Pusat Dr.(H.C) dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K) mengatakan perempuan harus produktif jadi pengetahuan tentang kanker payudara dan kanker leher rahim itu penting apalagi saat menghadapi bonus demografi.
Menurut Hasto disini pentingnya peran Tomas dan Toga karena pembelajaran terkait alat reproduksi itu sangat penting bagi generasi muda karena sex education itu hanya male-female bukan masalah bagaimana hubungan suami-istri namun bagaimana upaya mencegah pernikahan usia dini yang bisa berakibat kanker, namun pengetahuan itu saat ini masih tabu.
Dr. M. Subuh, MPPM Ketua Umum Asosiasi Dinas Kesehatan (Dinkes) mengatakan jika Dinas Kesehatan harus punya kebijakan yang sifatnya bisa melakukan urusan-urusan yang sifatnya tematik, disamping pengendalian dan pencegahan kanker sudah masuk RPJM Nasional, dan sudah seharusnya ini juga sudah masuk RPJMD.
#Fajar/Hms