Agam, Sumbarlivetv.com – Kampung terisolir di batas 3 kabupaten yaitu di antara kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Timur dan Kabupaten Pasaman Barat. Kampung maur hilir berada di nagari kayu pasak timur kecamatan palembayan kabupaten Agam. Pada hari minggu tanggal 18 juli 2021 awak media sumbarlivetv melakukan perjalanan menuju kampuang maur hilir. Miris terasa saat menginjakkan kaki di kampung maua hilia kecamatan Palembayan kabupaten Agam. Dengan kondisi jalan tanah, berkerikil dan berlubang. Miris terasa menginjakkan kaki di kampung ini serta belum adanya jaringan seluler di kampung maur hilir ini.
Kami temui salah satu masyarakat yang tidak mampu bernama bapak konok saat kami wawancara beliau menuturkan kepada awak media “sejak zaman belanda dan dari saya lahir di sini sampai sekarang belum pernah merasakan bantuan dari pemerintah, namun di saat pandemi covid-19 pernah 2 kali menerima dana BLT dan juga tidak pernah mendapatkan bantuan PKH, hanya itu, bantuan itu saja yang pernah kami terima”
Penghasilan yang biasanya di dapat konok yang mempunyai 4 anak ini adalah bertani. “Jika cuaca hujan hasil tani yang di dapat bapak konok ini tidak bisa di bawa keluar dari kampung ini karena kondisi jalan yang licin dan bahkan sopir mobil pun tak berani melewati jalan perkampungan ini saat cuaca hujan”
Bapak konok juga mengatakan “kampung orang sudah jaya, kampung maua ini yang masih buruk”
Adapun jembatan yang di buat swadaya masyarakat yang dimana jembatan dari batang pinang ini adalah penghubung dari kampung malanca ke kampung pili. Menurut keterangan dari warga yang bernama rano dan izul mengatakan jembatan yang di buat dari batang pinang sejak tahun 2000 kurang lebih sudah 10 kali di perbaiki oleh masyarakat dan terakhir di perbaiki jembatan ini pada tanggal 3 juli 2021.
Jembatan yang terbuat dari semen juga ada namun jembatan tersebut juga terputus karena aliran air sungai yang besar. Jembatan ini sudah terputus kurang lebih satu tahun, jembatan yang terbuat dari semen ini juga jembatan penghubung dari kampung malanca ke kampung pili, namun sampai saat ini jembatan yang terputus ini hanya di sambungkan dengan bambu oleh swadaya masyarakat.
aron adalah salah satu masyarakat kampung maur hilir yang peduli dengan kampung maur hilir, saat awak media sumbarlivetv berbincang langsung dengan aron di salah satu warung yang berada di kampung maur hilir mengatakan “harapannya jalan di sini bisa di perbaiki yang bertujuan untuk memperlancar jalur keluar masuknya kendaraan dalam membantu ekonomi penghasilan masyarakat maur hilir”
Aron juga mengatakan kenapa ia peduli dengan kondisi jalan di kampung ini, “karena kami tidak bisa mengeluarkan hasil-hasil tani di sini”
“sumbangan dari perantau yang berasal dari kampung maur hilir juga memberikan sumbangan untuk perbaiki jalan maur hilir” ungkap aron kepada awak media.
M. Talis adalah salah satu tokoh masyarakat yang di temui langsung di kampung maur hilir mengatakan kepada awak media “saya sebagai putra daerah dan juga lahir di sini, apapun yang kami bawa keluar dari kampung ini sangat sulit transportasinya, jadi kami di sini sangat membutuhkan harapan kepada pemerintah.
untuk memperbaiki jalan dan jembatan yang sekarang sudah putus. kalau tidak salah Pada tahun 2001 ada masuk anggata dana P2D sekitar 500 juta, saya pun tidak mengerti tentang pengeluaran dana itu. Jadi nampaknya dana itu tak sepenuhnya digunakan oleh pihak tersebut. kalau untuk tokoh masyarakat khususnya untuk maur hilir, ia nggak pernah menginformasikan kepada kami pun tidak pernah juga di undang untuk Musrenbang Nagari maupun dari kecamatam, bahkan ada kini dari tokoh sebagian yang berpihak-pihak kemana pun, kami pun nggak mengerti, apakah ia ingin memajukan kampung ini apakah tidak kami pun tidak tau pula itu”
“Sepanjang kami ketahui dalam keberadaan Bamus untuk memperhatikan kampung-kampung semenjak kami ketahui itu nggak pernah ada pernah ia muncul-muncul datang ke sini, baik pun untuk memperhatikan, baik pun untuk bagaimana pun caranya untuk menjalankan pembangunan untuk khususnya maur hilir kami pun nggak pernah diketahui atau pun nggak pernah pula di ajak. harapan dari kami untuk maur hilir demikian untuk selanjutnya kampung kami bisa dimajukan ke depannya bagaimana untuk mengeluarkan transportasi kami supaya kami tidak ada mengeluh untuk ke depannya, itu harapan kami satu-satunya dan jumlah kartu Keluarga di sini lebih kurang 115 KK”
“Kalau soal airnya di sini sungainya meluas atau pun banjir, jadi kami yang tinggal di seberang sungai itu sekolahnya sudah terputus, sampai airnya itu menyusut atau pun kecil kembali seperti biasa” tutur pak M. Talih pada awak media
Setelah di konfirmasi melalui telefon ke anggota dewan yang berada di kabupaten Agam, dengan bapak Zulpadri “itu sudah kita perjuangkan, kemaren itu sudah mau di aspal sampai ke kampung caniago itu, tapi karena covid, tapi insyaAllah 2022 ini kita prioritas utamakan itu”
Lalu di konfirmasi lagi melalui telefon kepada anggota dewan yang berada di kabupaten Agam dengan bapak Jondra Marjaya mengatakan “kemaren itu kan sudah mau masuk tapi itu kan kawasan hutan lindung, tapi sebaiknya ke wali nagari konfirmasinya”
Lalu di konfirmasi lagi melalui telefon kepada anggota dewan yang berada di kabupaten Agam dengan bapak Icok mengatakan “itu kan ada hutan lindung, kemaren kan sudah dimasukkan, mungkin untuk ke depannya maur yang kita dahulukan nantinya dan dulu kan awalnya saya yang bantu buka jalan di sana untuk ke depannya nanti insyaAllah kita perjuangkan itu”.
Handro/Eki
https://youtu.be/WUtLqFB6U_k