Pasar Modal Dalam Negeri lagi Merana
Pasar Modal Dalam Negeri lagi Merana

Jakarta,Sumbarlivetv – Pasar modal lagi merana di dalam negri. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lagi-lagi ambles pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (28/1/21) setelah terjun bebas hingga 2,12% ke level 5.979,38.

Indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini bahkan sempat ambles ke level terendah harian 5.957 dan sempat pula menyentuh level tertinggi 6.123 sebelum akhirnya menyerah. Koreksi IHSG pada perdagangan kemarin ini melanjutkan tren koreksi selama 6 hari beruntun.

Baca juga : KASAD Percepatan Pembangunan Monumen PDRI.

Dalam sepekan terakhir IHSG minus 6,77%. Data perdagangan BEI mencatat, kendati IHSG ambruk, tapi investor asing masih melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 26,02 miliar di pasar reguler. Sementara jika digabung dengan pasar nego dan tunai, net buy asing menjadi Rp 52,49 miliar.

Berikut 10 saham yang banyak dibeli asing di pasar reguler dalam sehari.

10 Saham Top Foreign Buy, Kamis (28/1) di Pasar Reguler:

1. Bank Central Asia (BBCA), net buy Rp 124 M, saham +1,62% Rp 34.500

2. Astra International (ASII), net buy Rp 86 M, saham flat Rp 6.275

3. Kalbe Farma (KLBF), net buy Rp 43 M, saham +0,33% Rp 1.515

4. Sarana Menara (TOWR), net buy Rp 38 M, saham -3,55% Rp 950

Baca juga :  Kalemdiklat Polri Resmikan Prasasti Bakti Lembaga Leadership Memorial Sespimma Polri Angkatan Ke-72 Tahun 2024

5. Media Nusantara (MNCN), net buy Rp 20 M, saham -5,91% Rp 1.035

6. Indah Kiat Pulp (INKP), net buy Rp 19 M, saham -2,66% Rp 12.800

7. Bank BRI (BBRI), net buy Rp 16 M, saham -3,25% Rp 4.470

8. Mitra Keluarga (MIKA), net buy Rp 13 M, saham +2,88% Rp 2.860

9. Pakuwon Jati (PWON), net buy Rp 10,4 M, saham -2,06% Rp 476

10. Indo Tambangraya (ITMG), net buy Rp 10 M, saham 0.42% Rp 11.850.

Baca juga : Kunjungi PBNU, Kapolri Listyo Sigit Akan Sinergikan Ulama dan Umara Jaga Kamtibmas.

Mengacu data di atas, saham BBCA menjadi saham perbankan paling banyak diborong asing selain BBRI pada perdagangan Kamis kemarin di saat investor lokal mencatatkan penjualan.

BBCA masih menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI senilai Rp 851 triliun. Dalam sebulan terakhir, saham bank milik Grup Djarum ini naik tipis 2% dengan aksi beli bersih asing Rp 1,38 triliun di pasar reguler.

Di nomor dua saham net buy, ada holding Grup Astra. Harga saham ASII bergerak stagnan pada perdagangan Kamis kemarin di tengah kejatuhan IHSG.

Baca juga :  Fraksi PDIP Ade Perdana Putra Yang Merupakan Anggota DPRD Dharmasraya Memberikan Bantuan PIP Untuk SMP Negri 1 Pulau Punjung

Baca juga : KABAR GEMBIRA KHUSUSNYA SOPIR BUS DAN TRUK. 

Saham ASII stagnan di posisi Rp 6.275/saham, dengan nilai transaksi Rp 343,43 miliar dan volume perdagangan 54,60 juta saham.

Dalam sepekan saham ASII juga terkoreksi 7,72%, dan sebulan terakhir naik 3,73%. Dalam sebulan asing masuk Rp 1,28 triliun di saham ASII.

Dalam laporan keuangan Astra per 30 September 2020, Astra mencatat penurunan laba bersih hingga 11,5% menjadi Rp 14,04 triliun dari periode yang sama 2019 sebesar Rp 15,87 triliun.

Baca juga : Alat Pendeteksi Covid 19 Berbasis Hembusan Nafas.

Pendapatan bersih perseroan juga turun dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 177,04 triliun menjadi Rp 130,35 triliun per 30 September 2020.

Tim Riset CNBC Indonesia menilai, secara fundamental, saham ASII yang ditunjukkan oleh valuasi harga dibanding nilai bukunya (price to book value/PBV) masih terbilang murah di angka 1,75 kali. Namun lebih mahal sedikit dibandingkan dengan rata-rata saham aneka industri yang di angka 0,86 kali dilansir dari Refinitiv.

PBV adalah rasio harga terhadap nilai buku, biasa digunakan untuk melihat seberapa besar kelipatan dari nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya.

Misalkan PBV sebesar 44x, artinya harga saham sudah tumbuh sebesar 44 kali lipat dibandingkan kekayaan bersih perusahaan.

Baca juga :  PPID Dharmasraya Terima Visitasi Komisi Informasi Sumbar

Sedangkan apabila menggunakan metode valuasi laba bersih dibandingkan dengan harga sahamnya (price to earnings ratio/PER), saham ASII masih cukup terjangkau di angka 17,96 kali.

Baca juga : Presiden Joko Widodo Melanjutkan Suntikan Vaksin Kedua.

Namun lebih mahal dibandingkan dengan rata-rata saham aneka industri yang di angka 11,86 kali. PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan.

Salah satu alasan banyaknya investor asing masuk ke saham-saham RI lantaran valuasi masih murah. “Valuasi murah, [IHSG] di bawah 6000, IHSG itu sudah teritori murah lagi,” kata Wawan Hendrayana, Head of Investmen Research PT Infovesta Utama, kepada CNBC Indonesia, Kamis malam (28/1).Kedepannya harapan kita pasar modal tidak merana lagi di dalam negri ini.

Baca juga : Selamat Jenderal, Presiden RI Resmi Lantik Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo Sebagai Kapolri.


Editor     : Ricky

Sumber : CNBC Indonesia

Tinggalkan Balasan