PASCA COVID-19, INDIKATOR SOSIAL EKONOMI KABUPATEN DHARMASRAYA MENUNJUKKAN TREN POSITIF. Dharmasraya, SUMBAR LIVE TV — Setelah sempat terimbas negatif Pandemi Covid-19, Indikator sosial ekonomi Kabupaten Dharmasraya tahun 2022 kembali menunjukkan tren positif.

Bersadarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dharmasraya, diantara indikator yang menunjukkan angka menggembirakan pasca Covid-19 adalah, pertumbuhan ekonomi, sektor pertanian, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan penurunan angka penangguran.


Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dharmasraya yang sempat kontraksi sampai -1,39 persen pada puncak Pandemi Covid-19 pada tahun 2020, mulai tumbuh signifikan menjadi 3,42 persen pada tahun berikutnya.

Sedangkan Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2022 tergolong dalam kelompok IPM dengan kategori Tinggi dengan angka 72,30. Angka tersebut meningkat dari 71,76 pada tahun sebelumnya. Dharmasraya juga tercatat sebagai Kabupaten dengan IPM tertinggi diantara Daerah Otonom Baru (DOB) di Sumatera Barat, hasil pemekaran Tahun 2004.

Diantara indikator penyusun IPM tersebut adalah, Usia Harapan Hidup (UHH) yakni 71,90 Tahun, Harapan Lama Sekolah (HLS) 12,51 Tahun, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 8,56 Tahun, Pengeluaran Perkapita Pertahun Rp.11,56 juta.

Sementara untuk persentase penduduk miskin, Dharmasraya Tahun 2022 juga menunjukkan angka terendah sejak tahun 2018. Pada tahun ini, angka Dharmasraya tercatat pada 5,56 persen, menurun dari 6,67 persen pada tahun sebelumnya.

Pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor yang paling berpengaruh terhadap perekonomian Dharmasraya, yakni 27,50 persen. Hal tersebut terutama disumbangkan mulai stabilnya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, yang merupakan komoditi unggalan Dharmasraya.

Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, menanggapi tren positif indikator sosial ekonomi, sebagaimana dilansir BPS ini mengatakan, bahwa sektor ekonomi memang fokus utama Pemkab Dharmasraya dalam menghadapi Covid-19 yang berlangsung hampir dua tahun belakangan.

Menurutnya, walaupun harus melakukan refokusing anggaran, terutama mereasionalisasi sektor infrastruktur, pihaknya mengutamakan program-program yang dapat menjaga stabilitas ekonomi masyarakat guna mengurangi dampak negatif Covid-19, seperti Bantuan Sosial.

Kemudian, selain sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, Sutan Riska juga berusaha agar sektor UMKM tetap berjalan sebagaimana biasanya, walaupun tetap dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Kami menyadari sektor UMKM sangat berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi masyarakat selama Pandemi, oleh karena itu sektor ini kita jaga agar tetap berjalan sebagaiamana mestinya,” lanjutnya.

Di sisi lain, sebagai Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), pihaknya juga merasa ikut bertanggungjawab untuk memberi kontribusi terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan global pasca Pandemi.

“Sebagaimana komitmen kami pada forum-forum Apkasi, kami melakukan intervensi-intervensi kegiatan dan program ekonomi kerakyatan. Mulai tumbuhnya indikator sosial ekonomi kita, kami meyakini terutama penurunan angka kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi merupakan buah dari hal tersebut,” tutup Sutan Riska.

Rahmat J / hms

Tinggalkan Balasan