NTT, Sumbarlietv – Seorang Anggota Polisi di NTT Tak Pernah Menyerah Berjuang Menghidupi 83 Anak Asuhnya. Meski tak bergaji lebih, Aipda Yunus Laba, anggota Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Dittahti) Polda NTT, tak pernah menyerah berjuang menghidupi 83 anak asuhnya.

Bersama istrinya, Marselina Wunda Bali, bahu-membahu menghidupi dan menyekolahkan anak yatim piatu dan anak terlantar dan anak kurang mampu di panti asuhan Generasi Pengubah yang didirikannya.

Menyadari besarnya kebutuhan operasional Panti Asuhan, sepulang dari tugas sebagai seorang polisi, Yunus Labba tidak gengsi untuk mencari penghasilan tambahan demi memenuhi kebutuhan anak asuhnya.

“Saya putuskan untuk mencari kerja sampingan di luar Institusi Polri. Dan akhirnya saya diterima di Lippo Plaza Kupang sebagai seorang Chief Security. Saya berpikir bahwa itu bisa menopang dan membantu mereka. Tetapi ternyata masih sangat kurang, karena jumlah mereka banyak,” jelasnya.

Meski banyak tantangan, Aipda Yunus mengaku mendapat dukungan dari istri, empat anaknya juga anak-anak panti yang selalu memberi ia kekuatan untuk tetap berjuang.

“Awalnya saya tidak pernah berpikir untuk bangun panti ini. Tetapi karena jumlah anak-anak semakin banyak setiap tahun, sehingga saya putuskan untuk membangun Panti Asuhan ini,” ujar Yunus Labba.

Gaji yang terbatas sebagai seorang petugas kepolisian tidak menyurutkan niat dan semangatnya untuk membangun Panti Asuhan, meski sempat mendapat penolakan dari keluarganya.

“Saya lakukan ini bukan semata untuk saya, tapi untuk mereka. Kalau bukan saya yang bantu, mereka mau ke mana lagi. Tidak semua orang siap menerima mereka dengan ikhlas. Namun, saya tidak bisa sendiri,” ungkapnya.
Hingga saat ini sebanyak 25 anak asuhnya duduk di bangku kuliah, 23 anak duduk di bangku SMA, kemudian 10 anak duduk di bangku SMP dan 19 anak duduk di bangku SD serta Paud sebanyak 6 anak.

Untuk diketahui, Panti Asuhan Generasi Pengubah yang didirikan oleh Aipda Yunus Laba ini didirikan pada tahun 2007 dengan jumlah anak-anak sebanyak 17 orang.

Panti Asuhan yang baru mendapat legalitas dari Pemerintah pada 2017 lalu ini akhirnya, pada hari Kamis (9/12/2021) ini dikunjungi oleh Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum.

Yunus merupakan pria dari keluarga sederhana kelahiran Tamakh, Alor Pantar, Kabupaten Alor, 27 Januari 1979 ini mengaku sejak kecil ia sudah tinggal di panti asuhan.

Menjadi polisi merupakan berkat yang ia syukuri karena pernah mengalami masa sulit dan harus tinggal di panti. Setelah memiliki pekerjaan, sejak tahun 2007, ia mengizinkan beberapa anak tinggal bersama di rumah pribadinya dan membiayai sekolah mereka.

Hal inilah yang membawa Aipda Yunus Laba, anggota Polda Nusa Tenggara Timur memutuskan untuk membangun panti asuhan di Kelurahan Belo, Kota Kupang, NTT.

Pengalaman menjalani hidup masa kecil di panti asuhan menjadi salah satu motivasi terbesar putra asal Alor ini untuk berkarya dan membantu anak-anak yatim piatu dan kurang mampu.

Dirinya merasa bersyurukur karena selama ini banyak dukungan dari pejabat utama Polda NTT yang selalu memberikan bantuan kepada anak-anak panti.

“Kami bersyukur selalu mendapat bantuan dari Kapolda NTT bersama para pejabat Polda NTT, terima kasih atas bantuan selama ini, kiranya Tuhan yang akan membalas budi baik dari bapak semua”tandasnya.

DR

Tinggalkan Balasan