Batam,SumbarliveTV – Proyek Jembatan Batam-Bintan (Babin) yang sudah masuk dalam proyek strategis nasional akan mulai dibangun sebelum 2023 atau 2024, kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Pembangunan Nasional PPN/Bapenas, Suharso Manoarfa saat meninjau landing point pembangunan Jembatan Babin di Teluk Sasah, Pulau Bintan pada 23 April lalu.
Jembatan Babin akan menghubungkan empat pulau di dekat Singapura, yaitu Batam, Tanjung Sauh, Pulau Buau, dan Bintan. Sementara itu dari data teknis pembangunan yang terpasang di lokasi acara, proyek ini diperkirakan menelan biaya Rp 13,12 triliun yang sebagian besar bersumber dari APBN.
Secara fisik jembatan tersebut mempunyai lebar 33 meter dan panjang 14,749 kilometer, dengan spesifikasi standar jalan tol dan ditambah jalur kendaraan roda dua. Spesifikasi tersebut menyamai Jembatan Suramadu, jembatan terpanjang di tanah air saat ini yang menggubungkan Surabaya dan Pulau Madura.
Proses pembangunan akan terdiri dari 2 segmen, yaitu segmen Pulau Batam – Pulau Tanjung Sauh (2,124 km) dengan vertical clearence 20 m. Lalu segmen Pulau Tanjung Sauh – Pulau Buau – Pulau Bintan (5,561 km) dengan vertical clearance 40 m. Sehingga total panjang jembatan sekitar 7.685 m.
Sedangkan untuk sisi darat/panjang jalan; Pulau Batam (1,640 km), Pulau Tanjung Sauh (3,350 km), Pulau Bintan (2,074 km); sehingga total panjang 7,64 km. Sementara total keseluruhan panjang jembatan dan jalan adalah 14,749 Km.
Jembatan tersebut akan dibangun dengan skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Porsi pembiayaannya, dari jembatan penghubung Batam-Tanjung Sauh akan dibiayai pemerintah yang menyediakan dana Rp3,4 triliun. Sedangkan Tanjung Sauh–Bintan akan dibangun investor melalui proses lelang.
Saat ini proyek Jembatan Batam Bintan masih dalam review teknis dan finansial, dalam hal ini finalisasi KPBU dengan pihak investor. Skema KPBU diperlukan mengingat adanya keterbatasan APBN dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur yang menyebabkan adanya selisih pendanaan (funding gap) yang harus dipenuhi.
Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Ansar Ahmad memperkirakan sekitar 7.000 kendaraan melintas di jembatan tersebut setiap hari. Ia yakin bahwa Jembatan Batam Bintan, yang akan menjadi ikon nasional, bakal memberikan dampak positif bagi ekonomi daerahnya. Misalnya, Pulau Tanjung Sauh yang akan diusulkan menjadi kawasan ekonomi.
Sebelumnya pemerintah pusat merencanakn pembangunan Jembatan Batam Bintan mulai dikerjakan pada tahun 2021 ini. Pemerintahan Presiden Joko Widodo juga mengharapkan pada tahun 2024 sudah tidak ada lagi pembangunan fisik.
Baca juga : TUMPAS HABIS KKB PAPUA, URUSAN HAM BICARA NANTI
( Batam News, Antara, Tribunnews )