Padang,Sumbarlivetv – Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pergerakan Indonesia, Guntur Abdurrahman menyebutkan akan kawal kasus penembakan dilakukan oleh oknum kepolisian yang mengakibatkan meninggalnya DG sampai tuntas.
Hal itu disampaikannya kepada awak Media Sumbarlivetv saat wawancara Ekslusif di kantor LBH Pergerakan Indonesia pada hari Minggu (31/1/2021).
“Ini bukan lagi masalah kesalahan prosedur sesuai apa tidaknya, tapi ini adalah masalah pembunuhan” katanya, “dan kami meminta pihak kepolisian bisa menegakan keadilan tanpa pandang bulu, siapapun yang bersalah harus di hukum sesuai dengan UU” tambahnya lagi.
Keluarga korban meminta kepada Kapolda Sumbar agar persoalan ini diusut tuntas dan pihaknya menuntut keadilan.
Sementara itu menurut Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Satake Bayu Setianto, Jumat (29/1/2021), akan menindak tegas jika terbukti melakukan kesalahan prosedur dalam kejadian itu.
Hal tersebut ditegaskan oleh Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Edi Mardianto, saat bertemu dengan perwakilan keluarga dari tersangka yang meninggal dunia.
“Saat ini tim dari Propam dan Itwasda sudah turun ke lokasi untuk mencari informasi kejadian yang sebenarnya,” sebut Satake.
“Jika ditemukan pelanggaran maka ada pelanggaran etik dan kalau perlu dipidana sesuai aturan hukum.,” sambungnya lagi.
Pihak keluarga DG sendiri membantah jika DG telah melukai petugas saat hendak ditangkap, hal itu disampaikan oleh Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pergerakan Indonesia Guntur Abdurrahman saat jumpa pers pada Jumat (29/1/2021).
Menurutnya, isteri korban memberi keterangan bahwa dirinya menyaksikan langsung kejadian di lokasi ketika penangkapan terhadap suaminya berlangsung.
Baca juga : Danau Singkarak kembali makan korban
Diceritakan, awalnya sejumlah orang datang ke rumah tanpa berseragam dinas, dan membawa senjata api. Belakangan diketahui bahwa mereka adalah polisi. Saat itu, korban sedang berada di area dapur rumah.
Begitu mendapati korban, pelaku yang bersenjata langsung menyergap korban tanpa memperlihatkan surat pengenal ataupun surat perintah.
Guntur juga mengatakan bahwa keluarga menyebut DG merasa terancam dan takut karena ditodong senjata api, sehingga DG kemudian lari ke arah belakang rumah. Setelah lari ke luar rumah, DG ditembak oleh salah seorang pelaku dan mengenai kepala bagian belakang.
“Setelah korban tergeletak tidak bernyawa di hadapan istri dan anak-anaknya, barulah pelaku menembakan senjata ke atas,” sebut Guntur.
Menurutnya, keluarga juga membantah bahwa DG telah melukai petugas karena saat kejadian tidak terlihat ada bagian tubuh pelaku yang terluka seperti yang diberitakan. Berdasarkan tayangan video yang dimiliki, menurut Guntur lagi, terlihat jelas bahwa pelaku penembakan sehat-sehat saja waktu mengangkat tubuh DG ke atas mobil.
Pihak kuasa hukum meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan perhatian, menegakkan hukum, serta memberikan keadilan bagi pihak korban.
Informasi yang beredar selama ini adalah keliru dan kurang tepat. Maka itu pihak keluarga meminta keadilan atas meninggalnya korban akibat ditembak polisi,” sebut Guntur Abdurrahman dihadapan awak media, Jumat (29/1/2021)
Dijelaskan Guntur, peristiwa penembakan itu terjadi pada 27 Januari 2021 sekitar pukul 14.30 WIB. Dua mobil rombongan langsung mendatangi rumah korban dan bertanya kepada istri korban.
Saat itu tidak satu orang pun yang memperkenalkan diri. Mereka juga tidak mengenakan atribut kepolisian.
“Kedatangan orang-orang ini tentunya tidak sesuai prosedur dari kepolisian jika itu memang melakukan penegakkan hukum,” kata Guntur dalam jumpa pers (29/1/2021).
Mewakili pihak keluarga, Guntur mendesak agar pihak kepolisian secara professional menegakan hukum dan menindak tegas seluruh pelaku sesuai ketentuan hukum pidana atas kejahatan menghilangan nyawa tanpa pandang bulu, meskipun diketahui pelaku adalah anggota kepolisian.
Langkah keluarga DG, korban penembakan oleh oknum aparat kepolisian dari Polres Solok Selatan (Solsel), Rabu (27/1/2021) siang, pantang surut menuntut keadilan di mata hukum.
Keluarga korban bersama masyarakat Sungai Pagu, Solok Selatan tidak akan mundur selangkah pun. Sebab meninggalnya DG, berdampak pada psikologi anak, istri dan masyarakat di sini.
Tidak hanya menuntut keadilan, kronologi penangkapan menurut keterangan keluarga korban berdasarkan kesaksian sang istri disertai bukti rekaman video sangat mengagetkan.(red)
(Andreas/deddy)
(LBHPergerakanIndonesia)