Jelajah Cagar Budaya Di Batu Busuak, Kel. Lambuang Bukik, Kec. Pauh, Kota Padang
Foto:CBSM kota Padang beserta Plt Wako Padang Hendri Septa, ketua CBSM kota Padang Genni Putrininda serta tokoh Sejarah AD.

Sumbarlivetv.com, Padang – Jelajah cagar budaya di Batu Busuak, Kel. Lambuang Bukik, Kec. Pauh, Kota Padang. Kegiatan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 20 Maret 2021, yang sebelumnya sempat terhenti beberapa bulan pada tahun 2020, akhirnya ini kembali dilaksanakan dengan tujuannya adalah PLTA buatan Belanda yang berada di Batu Busuak, Kel. Lambuang Bukik Kec. Pauh. Ternyata Padang memang membuktikan dirinya sebagai kota yang selalu kaya dengan peninggalan bersejarah.

Tidak hanya pada kawasan kota tua saja, bungker di Gunung Padang dan Gunung Pangilun, serta yang tersebar di 11 kecamatan kota ini, di Batu Busuak ini juga menyimpan potensi sejarah yang perlu dieksplorasi dan diteliti. Misalnya, nama Batu Busuak itu berasal dari sebuah batu yang terletak dilintas jalan setapak pada zaman dahulunya, dimana pada batu itu banyak dikerumuni oleh lalat dan serangga yang mengeluarkan bau busuk. Karena daerah tempat batu itu berada belum memiliki nama, maka nama daerah itu disebut Batu Busuak.

PLTA buatan Belanda yang berada di Batu Busuak, Kel. Lambuang Bukik Kec. Pauh.
Foto: PLTA buatan Belanda yang berada di Batu Busuak, Kel. Lambuang Bukik Kec. Pauh dan anggota CBSM

Masih di kawasan yang sama, didepan gerbang PLTA itu sendiri terdapat sebuah pintu lubang yang ternyata merupakan  terowongan sepanjang lebih kurang 50 m. Lubang ini dibuat pada masa Belanda, atau sama dengan usia PLTA itu sendiri yang dibangun tahun 1938. Bagian dalam lubang difungsikan sebagai penjara bawah tanah. Jika memang demikian, maka tidak saja Jepang yang identik dengan pertahanan bawah tanahnya, tapi Belanda juga melakukan hal yang sama. Demi sebuah potensi yang bisa menjadi jati diri kota ini, maka potensi itu perlu ditindaklanjuti lebih seksama.

Baca juga :  Kapolda Banten Berikan Arahan Kepada Jajaran Fungsi Reserse

Kegiatan jelajah ini dihadiri langsung oleh Ketua Komunitas Cagar Budaya Sejarah dan Museum (CBSM) Kota Padang, Genni Putrininda dan Plt Walikota Padang, Hendri Septa.

Kegiatan ini mendatangkan banyak hikmah. Bahwa Bukan karena posisi dijabat oleh seorang istri plt. Walikota Padang dan bukan pula karena dihadiri sendiri oleh plt Walikota Padang. Tapi sebuah hikmah yang prospektif ketika posisi ketua dipegang oleh istri kepala daerah. Ketua CBSM adalah seorang wanita, dimana jamaknya identik dengan posisi ketua kedharmawanitaan seperti PKK, ketua kegiatan keluarga, sosial, dan sejenis lainnya. Jika posisi ketua pada CBSM ini, salah satu aksinya adalah penelusuran, peninjauan potensi, seperti hari ini menempuh lokasi dengan jalan kaki, letihnya kaki pada jalan mendaki, penuh keringat, nafas tersengal-sengal dan tentunya diterpa teriknya matahari. Ini sebuah apresiasi bahwa kota ini masih punya pemimpin yang sadar akan pentingnya sejarah, menghargai sejarah, dan menyadari bahwa sejarah kota ini harus diselamatkan.

Baca juga :  Kapolda Banten Berikan Arahan Kepada Jajaran Fungsi Reserse

Mari berharap kepada Komunitas CBSM ini, agar menjadi pioner dan pelopor pelestarian bangunan tua bernilai sejarah, mengakomodir semua potensi seni, budaya serta kearifan lokal lainnya. Dengan hadirnya komunitas ini semoga saja tidak terjadi lagi kekhilafan penghancuran bangunan tua bersejarah, tugu-tugu bernilai perjuangan, dan kesengajaan alih fungsi cagar budaya lainnya (khusus alih fungsi ini memang perlu kompensasi pihak terkait yang terpadu).

Jelajah Cagar Budaya Di Batu Busuak, Kel. Lambuang Bukik, Kec. Pauh, Kota Padang.
Foto:Perjalanan menuju PLTA buatan Belanda yang berada di Batu Busuak, Kel. Lambuang Bukik Kec. Pauh.

Mari juga berharap agar komunitas ini tidak menjadi ajang perebutan keinginan, kepentingan sesaat, atau saling berkemauan agar menjadi yang terbaik, karena sebuah komitmen bisa hancur jika para anggotanya telah kehilangan momentun, merasa berjasa, dan masa bodoh terhadap tujuan bersama. Hanya pribadi-pribadi yang berjiwa militan, selalu komit dengan potensi komunitasnya, dan senantiasa mengawalinya dengan sikap rendah hati, maka sebuah komunitas bisa bertahan lama dan meregenerasi.

Baca juga :  Kapolda Banten Berikan Arahan Kepada Jajaran Fungsi Reserse

Sepertinya, inilah waktunya untuk mendengungkan slogan “JAYALAH PADANG KU” – “BANGGA SEBAGAI ORANG PADANG” – “PADANG KU KOTA IDAMAN” – dan “PADANG TANAH HARAPAN KU”, yang berawal dari jelajah jati diri ini”, ucap uda AD salah seorang tokoh sejarah yang sangat perduli dengan sejarah dan cagar budaya kota Padang.

Baca juga : Keterangan tentang pelaksanaan rekontruksi dugaan tindak pidana penembakan deki susanto di solok selatan

Ricky/Marshalleh Adaz

Tinggalkan Balasan